Integrasi Teknologi AI dalam Konservasi Cerita Rakyat Sangkuriang pada Karya Seni Mozaik
Rancangan artikel jurnal ilmiah dengan judul Integrasi Teknologi AI dalam Konservasi Cerita Legenda Sangkuriang pada karya seni mozaik.

Artikel Populer :
Integrasi Teknologi AI dalam Konservasi Cerita Rakyat Sangkuriang pada Karya Seni Mozaik
Abstrak
Konservasi cerita rakyat merupakan upaya penting dalam menjaga warisan budaya. Dengan berkembangnya teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), muncul peluang baru untuk merevitalisasi dan memvisualisasikan kembali cerita rakyat dalam bentuk seni kontemporer. Artikel ini membahas bagaimana integrasi teknologi AI digunakan untuk menginterpretasi ulang cerita rakyat Sangkuriang dalam bentuk seni mozaik. Penelitian ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan desain visual yang merepresentasikan elemen-elemen utama dari cerita rakyat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI dapat menjadi mitra kolaboratif dalam proses kreatif seniman, mempermudah visualisasi cerita rakyat, dan mempertahankan nilai-nilai budaya dengan cara yang inovatif.
Kata Kunci: AI, cerita rakyat, Sangkuriang, konservasi budaya, mozaik, seni visual
1. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan latar belakang dan urgensi dari konservasi cerita rakyat Sangkuriang, khususnya melalui integrasi teknologi dalam seni. Latar belakang pentingnya cerita rakyat dalam mempertahankan nilai budaya dijelaskan, disertai dengan gambaran tentang peran AI dalam mendukung penciptaan karya seni yang inovatif dan relevan dengan audiens modern.
2. Tinjauan Literatur
2.1 Konservasi Cerita Rakyat
Konservasi cerita rakyat merupakan alat penting dalam penyebaran nilai-nilai moral dan budaya. Sebagaimana dijelaskan oleh Thompson (1998), cerita rakyat memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan kepada generasi berikutnya dan menciptakan rasa identitas budaya yang kuat.
2.2 Teknologi AI dalam Seni dan Desain
Teknologi AI memiliki dampak yang signifikan dalam dunia seni visual. Elgammal et al. (2017) menunjukkan bahwa AI dapat digunakan untuk menghasilkan karya seni yang inovatif, memungkinkan interpretasi yang lebih bebas dan dinamis dalam dunia seni.
2.3 Mozaik sebagai Media Konservasi Visual
Bianchi (2015) menjelaskan bahwa seni mozaik sering digunakan sebagai medium untuk menceritakan kembali narasi budaya dalam bentuk visual. Kekuatan mozaik terletak pada kemampuannya untuk merangkai cerita yang kompleks dalam bentuk visual.
3. Metodologi
Artikel ini menggunakan pendekatan berbasis teknologi, di mana AI digunakan untuk mengolah data cerita rakyat Sangkuriang dan menghasilkan sketsa awal untuk desain mozaik. Proses ini dimulai dengan pengumpulan data, pelatihan model AI, dan konversi hasilnya ke dalam desain mozaik. Penjelasan teknis tentang algoritma dan perangkat lunak yang digunakan akan disertakan.
4. Implementasi Teknologi AI dalam Proses Penciptaan Karya Seni
Bagian ini menjelaskan bagaimana AI diterapkan pada tahap-tahap pembuatan karya seni, mulai dari analisis cerita rakyat hingga pengaplikasian visual elemen-elemen cerita. Dengan menggunakan AI, seniman dapat memproses data secara lebih efisien dan menciptakan visualisasi yang lebih mendalam dan tepat secara budaya.
5. Hasil dan Diskusi
Bagian ini akan mengevaluasi hasil karya seni mozaik yang dihasilkan dengan bantuan AI. Diskusi juga mencakup efektivitas AI dalam merepresentasikan cerita rakyat dengan tetap mempertahankan keotentikan dan esensi budaya asli. Studi kasus visual dari mozaik yang dihasilkan juga dapat disertakan di sini.
6. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa teknologi AI tidak hanya memperkaya proses kreatif dalam seni mozaik, tetapi juga memberikan metode baru dalam konservasi cerita rakyat. AI memungkinkan visualisasi yang dinamis dan interaktif, memperluas aksesibilitas cerita rakyat kepada generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital.
---
Referensi
Bianchi, M. (2015). Mosaic Art: History and Techniques. New York: Thames & Hudson.
Elgammal, A., Liu, B., Elhoseiny, M., & Mazzone, M. (2017). CAN: Creative Adversarial Networks, Generating "Art" by Learning About Styles and Deviating from Style Norms. ArXiv preprint arXiv:1706.07068.
McCormack, J., Gifford, T., & Hutchings, P. (2019). Autonomy, Authenticity, Authorship and Intention in Computer Generated Art. In What Is Next? Conferences in Computational Creativity.
Thompson, S. (1998). The Folktale. University of California Press.
----
Penulis : De Mozi Maulana